Dalam keseharian kita, istilah “toxic relationship” sering kali muncul, tetapi apakah kita benar-benar memahaminya? Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita mengenal lebih dalam tentang istilah dari “toxic relationship.”
Toxic relationship sendiri merujuk pada hubungan yang merugikan satu atau kedua belah pihak secara emosional, fisik, atau mental. Dalam konteks ini, kata “toxic” menunjukkan racun atau sesuatu yang tidak sehat yang dapat merusak kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi yang terlibat didalamnya.
Baca juga: Tips Mengatasi Hubungan yang Tidak Sehat
Berikut adalah langkah awal untuk mengenal toxic relationship:
- Pahami bahwa toxic relationship bisa terjadi dalam hubungan apapun, termasuk romantis, persahabatan, atau keluarga.
- Kenali bahwa tidak semua konflik atau ketidaksetujuan dalam hubungan dikategorikan sebagai toxic.
- Suatu hubungan dikatakan toxic jika hubungan tersebut merugikan atau menyakiti orang-orang yang terlibat didalamnya, baik secara emosional, fisik maupun psikologis
Tanda-tanda Toxic Relationship
Penting untuk mengenali tanda-tanda toxic relationship agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri dan kesehatan hubungan. Dengan mengenal tanda-tanda ini, kita dapat mengatasi atau bahkan mencegah hubungan untuk masuk dalam kategori yang toxic.
- Perhatikan perubahan dalam pola komunikasi, seperti seringnya konflik atau kesulitan untuk mencapai kesepakatan.
- Amati perubahan dalam perilaku, seperti manipulasi, kecemburuan berlebihan, atau keengganan untuk mendengarkan pendapat pasangan.
- Ingatlah bahwa jika itu cinta, maka tidak ada yang tersakiti. Karena cinta melibatkan kebahagian dan kebersamaan bukan rasa sakit.
- Terjadi pertikaian atau konflik yang berlarut-larut merupakan salah satu indikator utama dari toxic relationship.
Jenis-jenis Toxic Relationship
1. Terjadi dalam Hubungan Romantis
Toxic relationship dalam hubungan romantis dapat mencakup kontrol berlebihan, manipulasi emosional, atau bahkan kekerasan fisik. Toxic dalam hubungan romantis umumnya terjadi pada pasangan yang sedang pacaran atau bahkan telah menikah. Kategori hubungan romantis yang toxic dapat diidentifikasi berdasarkan poin-poin di bawah ini.
- Terjadi kecemburuan berlebihan atau perilaku mengendalikan pasangan.
- Terdapat perilaku kekesaran baik secara fisik atau emosional yang dilakukan oleh pasangan.
- Terjadi pertengkaran atau pertikaian yang intens antar pasangan, atau salah satu pihak.
2. Hubungan Persahabatan
Tidak hanya terjadi dalam hubungan romantis, istilah toxic relationship juga dapat terjadi dalam persahabatan. Hubungan persahabatan yang toxic umumnya terjadi karena salah satu pihak ingin memanfaatkan pihak lain. Hubungan persahabatan yang toxic dapat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan pribadi, sehingga penting bagi kita untuk mengenai tanda-tanda persahabatan yang toxic.
- Terlibat dalam hubungan persahabatan dimana salah satu pihak dengan sengaja menghambat perkembangan pribadi yang lain.
- Dengan sengaja memanfaatkan pihak lain untuk keuntungan pribadi, misalnya terlalu sering minta ditraktir, meminta untuk dikerjakan tugas.
- Tidak ragu untuk menjelekkan pihak lain, di belakang. Misalnya dengan sengaja menceritakan keburukan dan rahasia sahabat kepada orang lain.
- Mencegah sahabat untuk memiliki teman selain dirinya, hal ini dilakukan agar mereka tidak memiliki pilihan selain berteman dengannya.
3. Hubungan Keluarga yang Toxic
Hubungan keluarga juga bisa menjadi sumber dari toxic relationship. Tidak semua orang memiliki keluarga yang harmonis. Keluarga yang seharusnya menjadi sumber dari kenyamanan pribadi, berubah menjadi tempat yang tidak nyaman dan bahkan menghambat perkembangan pribadi. Berikut tanda dari hubungan keluarga yang toxic.
- Terjadi kekerasan fisik atau emosional yang dilakukan oleh salah anggota keluarga.
- Salah satu anggota keluarga dengan sengaja menceritakan keburukan anggota kepada orang lain.
- Kontrol penuh anggota keluarga, terhadap kehidupan pribadi anggota keluarga yang lain.
- Terjadi ancaman atau perilaku paksaan, jika salah satu anggota menolak untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan.
Dampak Dari Hubungan yang Toxic
1. Dampak Emosional dan Mental
Toxic relationship dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesejahteraan emosional dan mental pribadi. Bahkan dapat menimbulkan depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri merupakan dampak nyata dari toxic relationship. Untuk mengatasi hal ini, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut:
- Jangan ragu untuk menetapkan batasan yang jelas terhadap orang lain, bahkan anggota keluarga sekalipun.
- Sampaikan apa yang menganggu, apa yang tidak disukai dan apa yang diharapkan dari orang lain secara jelas. Sehingga pihak lain dapat mengetahui bagaimana kita ingin diperlakukan.
- Apabila hubungan yang dijalani terlalu menyesakkan dan menyakitkan untuk dilanjutkan, jangan ragu untuk mengakhiri hubungan. Tanyakan juga pendapat orang lain mengenai apa yang harus dilakukan dan jadikan sebagai bahan pertimbangan.
2. Dampak Fisik
Tidak hanya pada aspek emosional dan mental, toxic relationship juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Stres kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik yang serius.
- Perhatikan gejala fisik yang mungkin muncul, seperti gangguan tidur atau penurunan berat badan.
- Kondisi emosional dapat memengaruhi kesehatan fisik, karena ini berhubungan langsung dengan mood dan motivasi.
Langkah-langkah Mengatasi Hubungan yang Toxic
1. Identifikasi dan Pahami Tanda-tanda
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan memahami tanda-tanda hubungan yang toxic. Kesadaran akan masalah merupakan langkah awal menuju perubahan diri yang positif.
- Jangan abaikan perasaan ketidaknyamanan atau kecemasan yang muncul dalam hubunganmu.
- Tulis atau bicarakan dengan seseorang yang dapat dipercaya tentang pengalamanmu.
2. Tetap Tenang dan Fokus pada Diri Sendiri
Dalam mengatasi toxic relationship, penting untuk tetap tenang dan fokus pada diri sendiri. Hindari terlibat dalam konflik yang tidak produktif, yang dapat merugikan pribadi.
- Praktikkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau olahraga, untuk menjaga ketenangan diri.
3. Tetap Terbuka untuk Komunikasi yang Sehat
Komunikasi yang sehat adalah kunci dalam mengatasi masalah dalam hubungan. Cobalah untuk tetap terbuka dalam berkomunikasi dengan orang sekkitar. Cobalah untuk lebih mendengar dengan sesakma mengenai apa yang orang lain sampaikan, sehingga kita dapat memberikan respon yang mereka inginkan.
- Pilih waktu yang tepat untuk berbicara dan pastikan suasana hati yang kondusif.
- Gunakan “I statements” untuk menghindari menyalahkan orang lain.
- Terima masukan dan saran orang lain sebagai salah satu bahan pertimbangan.
4. Tetapkan Batas yang Jelas
Menetapkan batas yang jelas adalah langkah penting untuk melindungi diri dari dampak hubungan yang toxic. Pahami apa yang dapat dan masih dapat diterima serta apa yang tidak dalam hubungan.
- Jangan ragu untuk menyampaikan kebutuhan dan batasan dengan jelas.
- Hormati dan pertahankan batas-batas tersebut.
5. Cari Dukungan dari Luar
Menghadapi toxic relationship dapat menjadi proses yang sulit. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional dapat memberikan perspektif dan dukungan yang diperlukan
- Jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor.
- Hubungi teman-teman atau keluarga yang dapat memberikan dukungan moral.
Mengenal istilah toxic relationship adalah langkah awal dalam memahami dinamika hubungan yang sehat. Melalui kesadaran, komunikasi terbuka, dan penetapan batas yang jelas, kita dapat membentuk hubungan yang mendukung pertumbuhan dan kebahagiaan.
Jangan ragu untuk mencari bantuan jika menghadapi situasi yang sulit. Setiap individu memiliki hak untuk menjalani hubungan yang sehat dan membangun kehidupan yang penuh makna. Salah satu cara alternatif yang dapat membantu Anda mengatasi masalah hubungan adalah melalui konsultasi tarot dengan kami. Pengalaman belasan tahun sebagai pembaca tarot, menjadikan kami konsultas yang dapat dipercaya. Tunggu apalagi, segera kunjungi website kami.
Author: Shahara